Eksperimen adalah bentuk khusus
investigasi yang digunakan untuk menentukan variabel-variabel apa sajakah,
serta bagaimana bentuk hubungan antara satu dengan yang lainnya. Metode
penelitian eksperimen adalah: metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Contohnya dalam bidang fisika penelitian-penelitian dapat menggunakan desain
eksperimen karena variabel-variabel dapat di pilih dan variable lain dapat mempengaruhi proses
eksperimen dan dapat dikontrol secara tepat, adapun contohnya dalam bidang
fisika mencari pengaruh panas terhadap muai panjang suatu benda. Dalam hal ini
variasi panas dan muai panjang dapat di ukur secara teliti, dan penelitian
dilakukan dilaboratorium, sehingga pengaruh-pengaruh variable lain dari luar
dapat di kontrol. Sedangkan dalam penelitian sosial khususnya pendidikan,
desain eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil
yang akurat, karna banyak variable luar yang berpengaruh dan sulit
mengontrolnya adapun contohnya mencari pengaruh metode kontekstual terhadap
kecepatan pemahaman siswa dalam pelajaran matematika, atau pengaruh penggunaan
media pembelajaran
Saturday, November 22, 2014
Friday, October 31, 2014
MENGENAL METODE PENELITIAN EKSPERIMEN
MENGENAL METODE PENELITIAN EKSPERIMEN
Metode eksperimen merupakan bagian
dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas tersendiri terutama dengan
adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains, penelitian-penelitian dapat menggunakan
desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel
lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara
ketat. Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling sedikit satu
variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi pengaruhnya
terhadap variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang merupakan
salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental dari
penelitian-penelitian lain.
Labels:
Artikel
Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode Investigasi Kelompok (Group
Investigation)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills).Para guru yang menggunakan
metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok
yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan
minat terhadap suatu topik tertentu. Para
siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam
terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi
mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai
berikut:
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills).
Labels:
Artikel
MAKALAH IDENTIFIKASI OLAHRAGA YANG ADA DI MASYARAKAT
I.
PENDAHULUAN
a. LATAR
BELAKANG
Program panji “Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat”, memang masih
relevan untuk memajukan olahraga di Indonesia. Bagaimana kita melakukan
gebrakan supaya olahraga Indonesia bisa berjaya lagi.
Pemikiran dan rencana yang ada sudah bagus. Tinggal ada
atau tidaknya SDM yang ada mau mengutamakan perkembangan olahraga dari
kepentingan diri sendiri. Ini yang saya risaukan karena terintervensi virus di
lingkungan, sehingga olahraga harus menggebraknya. Makanya perlu ada dewan
olahraga nasional seperti di Australia atau Negara maju lainya, yang terdiri
atas beberapa kementerian yang dipimpin langsung presiden. Untuk itu, perlu
duduk bersama untuk menyusun sistem terbaru guna mengoptimalkan peranan
olahraga dalam pembinaan bangsa. Selama ini dukungan pemerintah pada pembinaan
tidak terlihat jelas karena tidak ada sistemnya. Apalagi olahraga selama ini
tidak dipegang oleh orang-orang yang bukan professional dalam bidang olahraga.
Labels:
Makalah
TES DAN PENGUKURAN DALAM OLAHRAGA
A. PENGERTIAN TES DAN
PENGUKURAN
Tes dan pengukuran dapat kita definisikan seperti berikut :
TES : Suatu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang seseorang / suatu obyek tertentuk (bentuk atau sasaran)
PENGUKURAN : Suatu proses untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku. (alatnya)
Jadi dapat kita simpulkan bahwa tes dan pengukuran olahraga adalah kumpulan informasi dari dari sesuatu yang diukur, hasilnya hanyalah data-data atau angka-angka hasil pengukuran dan hasil penguukran ini dilakukan untuk evaluasi atau untuk mengembangkan prestasi olehraga.”
Tes dan pengukuran dapat kita definisikan seperti berikut :
TES : Suatu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang seseorang / suatu obyek tertentuk (bentuk atau sasaran)
PENGUKURAN : Suatu proses untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku. (alatnya)
Jadi dapat kita simpulkan bahwa tes dan pengukuran olahraga adalah kumpulan informasi dari dari sesuatu yang diukur, hasilnya hanyalah data-data atau angka-angka hasil pengukuran dan hasil penguukran ini dilakukan untuk evaluasi atau untuk mengembangkan prestasi olehraga.”
BERBAGAI GAYA DALAM RENANG
1.
Renang Gaya Dada (Chest Stroke)
Merupakan gaya yang
paling mudah dan paling cepat untuk
dipelajari. Tapi dalam segi kecepatan, gaya ini merupakan gaya
yang paling lambat.
dipelajari. Tapi dalam segi kecepatan, gaya ini merupakan gaya
yang paling lambat.
1. Gerakan kaki
a. Kaki ditekuk
(dengkul dibengkokkan/ditekuk)
b. Kemudian
tendangkan/luruskan kaki dengan posisi kedua kaki
terbuka (kaki
kiri dan kaki kanan saling berjauhan)
c. Masih
dalam posisi kaki lurus, kemudian kaki dirapatkan (sampai telapak kaki kiri dan kanan agak bersentuhan ..ini
akan menambah daya dorong)
Ulangi langkah a
– c di atas
Labels:
Artikel
Sistem Energi Dan Metabolisme Energi Dalam Olahraga
A. Sistem Energi Dan Metabolisme Energi Dalam Olahraga
Saat sedang berolahraga
terdapat dua simpanan energi utama yang akan digunakan oleh tubuh untuk
menghasilkan energi yaitu simpanan karbohidrat dan lemak. Simpanan karbohidrat
terdapat dalam jumlah yang terbatas di dalam tubuh yaitu sekitar 0.5 kg
dan tersimpan dalam bentuk glikogen otot, glikogen hati dan glukosa
darah. Sedangkan lemak dalam jumlah yang besar akan tersimpan di dalam
jaringan adipose dan di dalam otot sebagai triasilgliserol.
Proses produksi energi di dalam sel
otot akan berlangsung tepatnya di dalam mitokondria sel. Di
dalam mitokondria, lemak atau karbohidrat akan dioksidasi atau dalam istilah
yang lebih popular akan di ‘bakar’ untuk menghasilkan molekul energi ATP (
adenosin trifosfat ) yang merupakan sumber energi di dalam sel-sel tubuh.
Selama berolahraga, secara ideal
energi harus dapat diperoleh oleh sel-sel otot dengan laju yang sama dengan
kebutuhannya. Adanya ketidakseimbangan antara laju pemakaian energi dengan
pergantian atau jumlah persediaan energi akan mengurangi kerja
maksimal otot sehingga secara perlahan intensitas olahraga akan menurun dan
tubuh akan terasa lelah akibat dari terjadinya
ketidakseimbangan neraca energi.
Labels:
Materi
MAKALAH TAEKWONDO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do)
adalah olah raga bela diri Korea yang paling populer dan juga
merupakan olah raga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling
banyak dimainkan di dunia dan juga dipertandingkan di Olimpiade.
Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olah raga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.
Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olah raga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.
Labels:
Makalah
Saturday, October 4, 2014
Mengajar Gaya Komando
A.
Gaya Komando (Command Style)
1.
RESPONS
LANGSUNG TERHADAP STIMULUS (Guru memberi contoh/ memberi aba-aba, siswa
menirukan/mengikuti)
2.
Tujuannya
adalah penampilan yang cermat
3.
Guru
menentukan irama penampilan komando pra pertemuan :
a. Keputusan oleh guru dalam pertemuan:
b. Keputusan oleh guru pasca pertemuan:
c. Keputusan oleh guru sasaran gaya
komando
Merinci
peranan guru, peranan siswa, dan hasil yang dicapai Sasaran yang dicapai akan
melibatkan siswa yang akan mengikuti perintah/petunjuk guru dengan sasaran
sbb.:
1.
Respons
langsung terhadap petunjuk yg diberikan
2.
Penampilan
yang sama/seragam
3.
Penyesuaian
4.
Penampilan
yg disinkronkan
5.
Mengikuti
model yg telah ditentukan
Labels:
Materi
Permainan Bola Voli
A.
Sejarah
Permainan Bola Voli
Permainan
bola voli diciptakan oleh William B
Morgan pada tahun 1895 di Holyoke (Amerika bagian timur). William B Morgan adalah
seorang pembina pendidikan jasmani pada Young Men Christain Association (MCA). Permainan
bola voli di Amerika sangat cepat perkembangannya, sehingga tahun 1933 YMCA
mengadakan kejuaraan bola voli nsional Kemudian
permainan bola voli ini menyebar ke
seluruh dunia. Pada tahun 1974 pertama kali bola voli dipertandingkan di Polandia dengan peserta
yang cukup banyak. Maka pada tahun 1984 didirikan Federasi Bola Voli Internasional atau Internationnal Voli Ball Federation (IVBF) yang waktu itu
beranggotakan 15 negara dan berkedudukan di Paris.
Permainan bola
voli sangat cepat perkembangannya, antar
lain disebabkan oleh :
·
Permainan bola voli tidak memerlukan lapangan yang luas.
Labels:
Materi
Metode Pembelajaran
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Methodos” yang berarti
cara berani atau cara berjalan yang di tempuh. Menurut Winarno Surakhmad,
metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu
tujuan ( 1976 : 74 ). Sedangkan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Nursid Suaatmadja, metode pembelajaran adalah suatu cara yang fungsinya
merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan ( 1984 : 95 ). Menurut S Hamid
Hasan, metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan
kesempatan seluas – luasnya kepada siswa dalam belajar ( 1992 : 4).
Labels:
Materi
Makalah Kondisi Fisik
Bab I Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan
yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran
jasmani (physical fitness). Derajat kesegaran jasmani seseorang sangat
menentukan kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Semakin
tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang semakin tinggi pula kemampuan kerja
fisiknya. Dengan kata lain, hasil kerjanya kian produktif jika
kesegaran jasmaninya kian meningkat.
Labels:
Makalah
Sistem Energi Tubuh
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia dalam melakukan
kegiatan/aktivitas setiap hari membutuhkan energi, baik untuk bergerak maupun
untuk bekerja. Kemampuan tubuh manusia untuk melangsungkan kegiatannya
dipengaruhi oleh struktur fisiknya. Tubuh manusia terdiri dari struktur tulang,
otot, syaraf, dan proses metabolisme. Rangkah tubuh manusia disusun dari 206
tulang yang berfungsi untuk melindungi dan melaksanakan kegiatan fisiknya,
dimana tulang-tulang tersebut dihubungkan dengan sendi-sendi otot yang dapat
berkontraksi. Otot-otot ini berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi
mekanik, dimana kegiatannya dikontrol oleh sistem syaraf sehingga dapat bekerja
secara optimal.
Hasil dari proses metabolisme yang
terjadi di otot, berupa kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan
menjadi dua bentuk, yaitu energi mekanik dan energi panas. Proses dari
pengubahan makanan dan air menjadi bentuk energi. Bahan makanan yang diproses
pada sistem pencernaan yang meliputi Lambung diruai/dihaluskan menjadi seperti
bubur, kemudian masuk ke usus halus untuk diserap bahan-bahan makanan tersebut
yang selanjutnya masuk ke sistem peredaran darah, menuju ke sistem otot.
Begitu juga dengan udara yang
dihirup melalui hidung akan masuk ke paru-paru/sistem pernafasan, dimana zat
oksigen yang turut masuk ke paru-paru selanjutnya oleh paru-paru dikirim ke
sistem peredaran darah. Selain itu paru-paru berfungsi juga untuk mengambil
karbon dioksida dari sistem peredaran darah untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.
Selanjutnya oksigen yang telah berada di sistem peredaran darah dikirimkan ke
sistem otot, yang akan bertemu dengan zat gizi untuk beroksidasi menghasilkan
energi.
Selain menghasil energi, proses ini
menghasilkan juga asam laktat yang dapat menghambat proses metabolisme
pembentukan energi selanjutnya. Selama kebutuhan oksigen terpenuhi proses
metabolisme, oksigen sisa yang ada di dalam darah digunakan untuk menguraikan
asam laktat menjadi glikogen untuk digunakan kembali menghasilkan energi
kembali.
Kemudian bila dilihat dari proses
tempat terjadinya pembentukan energi pada tubuh manusia, maka perlu dijelaskan
mekanisme pada tingkat sel. Hal ini dipandang perlu, agar konsep pembentukan
energi tenaga dalam yang akan diterangkan pada edisi berikutnya dapat dipahami
dengan baik.
Bila ditinjau pada tingkat sel,
tubuh manusia disusun dari 100 triliun sel dan mempunyai sifat dasar tertentu
yang sama. Setiap sel digabung oleh struktur penyokong intrasel, dan secara
khbusus beradaptasi untuk melakukan fungsi tertentu. Dari total sel yang ada
tersebut, 25 triliun sel merupakan sel darah merah yang mempunyai fungsi
sebagai alat tranportasi bahan makanan dan oksigen di dalam tubuh dan membawa
karbon dioksida menuju paru-paru untuk dikeluarkan.
Disamping itu, hampir semua sel juga
mempunyai kemampuan untuk berkembang biak, walaupun
sel-sel tertentu rusak karena suatu sebab, sel-sel yang tersisa dari jenisnya
akan membelah diri secara kontinyu sampai jumlah yang sesuai/membentuk seperti
semula. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama untuk
membentuk energi, dimana mekanisme umum perubahan zat gizi menjadi energi di
semua sel pada dasarnya sama.
Bahan makanan yang berupa
karbohidrat, lemak, dan protein yang dioksidasi akan menghasilkan energi.
Energi dari karbohidrat, lemak, dan protein semuanya digunakan untuk membentuk
sejumlah besar Adenosine TriPosphate (ATP), dan selanjutnya ATP tersebut
digunakan sebagai sumber energi bagi banyak fungsi sel. Bila ATP di urai secara
kimia sehingga menjadi Adenosine DiPosphate (ADP) akan menghasilkan energi
sebesar 8 kkal/mol, dan cukup untuk berlangsungnya hampir semau langkah reaksi
kimia dalam tubuh. Beberapa reaksi kimia yang memerlukan energi ATP hanya
menggunakan beberapa ratus kalori dari 8 kkal yang tersedia, sehingga sisa
energi ini hilang dalam bentuk panas. Beberapa fungsi utama ATP sebagai sumber
energi adalah untuk mensintesis komponen sel yang penting, kontraksi otot, dan
transport aktif untuk melintasi membran sel.
Bila dilihat secara persentase,
energi yang menjadi panas sebesar 60% selama pembentukan ATP, kemudian lebih
banyak lagi energi yang menjadi panas sewaktu dipindahkan dari ATP ke sistem
fungsional sel. Sehingga hanya 25% dari seluruh energi dari makanan yang
digunakan oleh sistem fungsional sel.
2. Rumusan masalah
- Sistem
energi dan metabolisme energi dalam olahraga?
- Sumber
energi dalam olahraga?
- Kecepatan
pruduksi energi dalam olahraga?
- Metabolisme
aerobik?
- Metabolisme
anaerobik?
3. Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini agar kita
dapat mengetahui tentang metabolisme energi dalam tubuh kita beserta sistem
energi mulai dari glikolisis aerob dan anaerob. Selain itu pembaca dapat
mengetahui juga sumber – sumber energi yang menghasilkan
energi beserta kecepatan produksinya.
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Sistem Energi Dan Metabolisme Energi Dalam Olahraga
Saat sedang berolahraga
terdapat dua simpanan energi utama yang akan digunakan oleh tubuh untuk
menghasilkan energi yaitu simpanan karbohidrat dan lemak. Simpanan karbohidrat
terdapat dalam jumlah yang terbatas di dalam tubuh yaitu sekitar 0.5 kg
dan tersimpan dalam bentuk glikogen otot, glikogen hati dan glukosa
darah. Sedangkan lemak dalam jumlah yang besar akan tersimpan di dalam
jaringan adipose dan di dalam otot sebagai triasilgliserol.
Proses produksi energi di dalam sel
otot akan berlangsung tepatnya di dalam mitokondria sel. Di
dalam mitokondria, lemak atau karbohidrat akan dioksidasi atau dalam istilah
yang lebih popular akan di ‘bakar’ untuk menghasilkan molekul energi ATP (
adenosin trifosfat ) yang merupakan sumber energi di dalam sel-sel tubuh.
Selama berolahraga, secara ideal
energi harus dapat diperoleh oleh sel-sel otot dengan laju yang sama dengan
kebutuhannya. Adanya ketidakseimbangan antara laju pemakaian energi dengan
pergantian atau jumlah persediaan energi akan mengurangi kerja
maksimal otot sehingga secara perlahan intensitas olahraga akan menurun dan
tubuh akan terasa lelah akibat dari terjadinya
ketidakseimbangan neraca energi.
B. Sumber Energi Dalam Olahraga
Kebutuhan energi pada saat
berolahraga dapat dipenuhi melalui sumber-sumber energi yang tersimpan di dalam
tubuh yaitu melalui pembakaran karbohidrat, pembakaran lemak, serta kontribusi
sekitar 5% melalui pemecahan protein. Diantara ketiganya, simpanan protein
bukanlah merupakan sumber energi yang langsung dapat digunakan oleh tubuh dan
protein baru akan terpakai jika simpanan karbohidrat ataupun lemak tidak lagi
mampu untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Penggunaan antara
lemak ataupun karbohidrat oleh tubuh sebagai sumber energi untuk dapat
mendukung kerja otot akan ditentukan oleh 2 faktor yaitu intensitas serta
durasi olahraga yang dilakukan.
Pada olahraga intensitas rendah (Ä…25
VO max) dengan waktu durasi yang panjang seperti jalan kaki atau lari-lari
kecil, pembakaran lemak akan memberikan kontribusi yang lebih besar
dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat dalam hal produksi energi tubuh.
Namun walaupun lemak akan berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh dalam
olahraga dengan intensitas rendah, ketersediaan karbohidrat tetap akan
dibutuhkan oleh tubuh untuk menyempurnakan pembakaran lemak serta untuk
mempertahankan level glukosa darah.
Pada olahraga intensitas
moderat-tinggi yang bertenaga seperti sprint atau juga pada olahraga beregu
seperti sepakbola atau bola basket , pembakaran karbohidrat akan berfungsi
sebagai sumber energi utama tubuh dan akan memberikan kontribusi yang lebih
besar dibandingkan dengan pembakaran lemak dalam memproduksi energi di dalam
tubuh. Kontribusi pembakaran karbohidrat sebagai sumber energi utama tubuh akan
meningkat hingga sebesar 100% ketika intensitas olahraga berada pada rentang
70-95% VO max.
Glikogen merupakan simpanan karbohidrat
dalam bentuk glukosa di dalam tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber
energi. Terbentuk dari mokekul glukosa yang saling mengikat dan membentuk
molekul yang lebih kompleks, simpanan glikogen memilik fungsi sebagai sumber
energi tidak hanya bagi kerja otot namun juga merupakan sumber energi bagi
sistem pusat syaraf dan otak.
Di dalam tubuh, jaringan otot dan hati merupakan dua
kompartemen utama yang digunakan oleh tubuh untuk menyimpan glikogen. Pada
jaringan otot,glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 1% dari total massa
otot sedangkan di dalam hati glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 8-10%
dari total massa hati. Walaupun memiliki persentase yang lebih kecil namun
secara total jaringan otot memiliki jumlah glikogen 2 kali lebih besar di
bandingkan dengan glikogen hati.
Pada jaringan otot, glukosa yang
tersimpan dalam bentuk glikogen dapat digunakan secara langsung oleh otot
tersebut untuk menghasilkan energi. Begitu juga dengan hati yang dapat
mengeluarkan glukosa apabila dibutuhkan untuk memproduksi energi di dalam
tubuh. Selain itu glikogen hati juga mempunyai peranan yang penting dalam
menjaga kesehatan tubuh yaitu berfungsi untuk menjaga level glukosa darah.
Sebagai sumber energi simpanan
glikogen yang terdapat di dalam tubuh secara langsung akan mempengaruhi
kapasitas/ performa seorang atlet saat menjalani program latihan ataupun juga
saat pertandingan. Secara garis besar hubungan antara konsumsi karbohidrat,
simpanan glikogen dan performa olahraga dapat di simpulkan sebagai berikut:
- Konsumsi
karbohidrat yang tinggi akan meningkatkan simpanan glikogen tubuh.
- Semakin
tinggi simpanan glikogen maka kemampuan tubuh untuk
melakukan aktivitas fisik juga akan semakin meningkat
- Level
simpanan glikogen tubuh yang rendah menurunkan/membatasi
kemampuan atlet untuk mempertahankan intensitas dan waktu latihannya.
- Level
simpanan glikogen tubuh yang rendah menyebabkan atlet menjadi cepat
lelah jika dibandingkan dengan seorang atlet dengan simpanan glikogen
tinggi.
- Konsumsi
karbohidrat setelah latihan/pertandingan akan mempercepat penyimpanan
glikogen yang kemudian juga akan mempercepat proses pemulihan(recovery)
seorang atlet.
a. Protein
Protein merupakan salah satu jenis
nutrisi yang mempunyai fungsi penting sebagai bahan dasar bagi pembentukan
jaringan tubuh atau bahan dasar untuk memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang
telah rusak. Selain dari kedua fungsi tersebut, protein juga akan mempunyai
fungsi sebagai bahan pembentuk hormon dan pembentuk enzim yang akan kemudian
juga akan terlibat dalam berbagai proses metabolisme tubuh. Kebutuhan protein
bagi seorang atlet disebutkan berada berada pada rentang 1.2-1.6 gr/kg berat
badan per-harinya dan nilai ini berada diatas kebutuhan protein bagi non-atlet
yaitu sebesar 0.6-0.8 gr/kg berat badan.
Peningkatkan kebutuhan protein bagi
atlet ini disebabkan oleh karena atlet lebih beresiko untuk mengalami kerusakan
jaringan otot terutama saat menjalani latihan/pertandingan olahraga yang berat.
Selain itu pada olahraga yang bersifat ketahanan (endurance) dengan
durasi panjang sebagian kecil asam amino dari protein juga akan digunakan
sebagai sumber energi terutama saat simpanan glikogen sudah semakin
berkurang. Oleh karena hal-hal tersebut diatas maka kebutuhkan konsumsi protein
seorang atlet dalam kesehariannya akan relatif lebih besar jika dibandingkan
dengan kebutuhan non-atlet.
Pengunaan protein sebagai sumber
energi tubuh saat berolahraga biasanya akan dicegah karena hal tersebut akan
menganggu fungsi utamanya sebagai bahan pembangun tubuh dan fungsiya untuk
memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang rusak. Dan dalam hubungannya dengan
laju produksi energi di dalam tubuh, pemecahan protein jika dibandingkan
dengan pembakaran karbohidrat maupun lemak juga hanya akan memberikan
kontribusi yang relatif kecil.
Pada saat berolahraga terutama
olahraga yang bersifat ketahanan, protein dapat memberikan kontribusi sebesar
3-5% dalam produksi energi tubuh dan kontribusinya ini dapat mengalami peningkatan
melebihi 5% apabila simpanan glikogen & glukosa darah sudah semakin
berkurang sehingga tidak lagi mampu untuk mendukung kerja otot. Melalui asam
amino yang dilepas oleh otot atau yang berasal dari jaringan-jaringan tubuh
lainnya, liver (hati) melalui proses gluconeogenesis dapat mengkonversi
asam amino atau substrat lainya menjadi glukosa untuk kemudian mengeluarkannya
ke dalam aliran darah agar konsentrasi glukosa darah dapat dipertahankan pada
level normal.
Namun pengunaan protein sebagai
sumber energi seperti yang telah disebutkan akan mengurangi fungsi utamanya
sebagai bahan pembangun tubuh serta juga fungsinya untuk memperbaiki
jaringan-jaringan tubuh yang rusak. Selain itu, pembakaran protein sebagai
sumber energi juga akan memperbesar resiko terjadinya dehidrasi akibat dari
adanya produk samping berupa nitrogen yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui urine. Oleh karena itu untuk mencegah pemakaian protein secara
berlebihan sebagai sumber energi saat berolahraga, seorang atlet diharapkan
untuk mengkonsumsi karbohidrat yang cukup agar dapat meningkatkan simpanan
glikogen dan juga dapat menjaga level glukosa darah di dalam tubuh.
b. Lemak
Di dalam tubuh, lemak dalam bentuk
trigliserida akan tersimpan dalam jumlah yang terbatas pada jaringan otot dan
akan tersimpan dalam jumlah yang cukup besar pada jaringan adipose.
Ketika sedang berolahraga, trigliserida yang tersimpan ini dapat terhidrolisis
menjadi gliserol dan asam lemak bebas (free fatty acid / FFA) untuk
kemudian menghasilkan energi.
Pada olahraga dengan intensitas
rendah sepeti jalan kaki atau lari-lari kecil, ketika kebutuhan energi rendah
dan kecepatan ketersediaan energi bukanlah merupakan hal yang penting, simpanan
lemak akan memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber energi utama bagi
tubuh. Kontribusi simpanan lemak sebagai sumber energi tubuh baru akan
berkurang apabila terjadi peningkatan intensitas dakam berolahraga.
Pada saat terjadinya peningkatan
intensitas olahraga yang juga akan meningkatkan kebutuhan energi, pembakaran
lemak akan memberikan kontribusi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan
pembakaran karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam tubuh. Walaupun
pembakaran lemak ini memberikan kontribusi yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan pembakaran karbohidrat saat intensitas olahraga meningkat, namun
kuantitas lemak yang terbakar tetap akan lebih besar jika dibandingkan saat
berolahraga dengan intensitas rendah.
Pada saat berolahraga kompetitif
dengan intensitas tinggi, pengunaan lemak sebagai sumber energi tubuh akibat
dari mulai berkurangnya simpanan glikogen otot dapat menyebabkan tubuh terasa
lelah sehingga secara perlahan intensitas olahraga akan menurun. Hal ini
disebabkan karena produksi energi melalui pembakaran lemak berjalan lebih lambat
jika dibandingkan dengan laju produksi energi melalui pembakaran karbohidrat
walaupun pembakaran lemak akan menghasilkan energi yang lebih besar (9kkal/gr)
jika dibandingan dengan pembakaran karbohidrat (4 kkal/gr). Perlu juga untuk
diketahui bahwa jaringan adipose dapat menghasilkan asam lemak bebas dalam
jumlah yang tidak terbatas, sehingga kelelahan serta penurunan performa yang
terjadi pada saat berolahraga tidak akan disebabkan oleh penurunan simpanan
lemak tubuh.
c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan nutrisi sumber
energi yang tidak hanya berfungsi untuk mendukung aktivitas fisik seperti
berolahraga namun karbohidrat juga merupakan sumber energi utama bagi sitem
pusat syaraf termasuk otak. Di dalam tubuh, karbohidrat yang dikonsumsi oleh
manusia dapat tersimpan di dalam hati dan otot sebagai simpanan energi dalam
bentuk glikogen. Total karbohidrat yang dapat tersimpan di dalam tubuh orang
dewasa kurang lebih sebesar 500 gr atau mampu untuk menghasilkan energi sebesar
2000 kkal. Di dalam tubuh manusia, sekitar 80% dari karbohidrat ini akan
tersimpan sebagai glikogen di dalam otot, 18-22% akan tersimpan sebagai
glikogen di dalam hati dan sisanya akan bersirkulasi di dalam aliran darah
dalam bentuk glukosa.
Pada saat berolahraga terutama
olahraga dengan intensitas moderat-tinggi, kebutuhan energi bagi tubuh dapat
terpenuhi melalui simpanan glikogen, terutama glikogen otot serta melalui
simpanan glukosa yang terdapat di dalam aliran darah (blood glucose)
dimana ketersediaan glukosa di dalam aliran darah ini dapat dibantu oleh
glikogen hati agar levelnya tetap berada pada keadaan normal. Proses pembakaran
1 gram karbohidrat akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Walaupun nilai ini
relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan energi hasil pembakaran lemak,
namun proses metabolisme energi karbohidrat akan mampu untuk menghasilkan ATP
(molekul dasar pembentuk energi) dengan kuantitas yang lebih besar serta dengan
laju yang lebih cepat jika dibandingkan dengan pembakaran lemak.
d. Simpanan karbohodrat ( glikogen )
Jumlah simpanan glikogen yang
terdapat di dalam tubuh merupakan salah satu faktor penentu performa seorang
atlet . Atlet yang mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang besar dalam
sehari-hari akan memilki simpanan glikogen yang relatif lebih besar jika
dibandingan dengan atlet yang mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang kecil.
Dengan simpanan glikogen yang rendah, seorang atlet dalam menjalankan
latihan/pertandingannya akan cepat merasa lelah sehingga kemudian mengakibatkan
terjadinya penurunan intensitas dan performa olahraga. Hal ini berbeda dengan
seorang atlet yang akan memiliki performa dan ketahanan yang lebih baik apabila
memiliki simpanan glikogen yang besar.
Perlu juga untuk diketahui bahwa
glikogen yang terdapat di dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan
energi di dalam otot tersebut dan tidak dapat dikembalikan ke dalam aliran
darah dalam bentuk glukosa apabila terdapat bagian tubuh lain yang
membutuhkannya. Hal ini berbeda dengan glikogen yang tersimpan di dalam hati
yang dapat dikonversi menjadi glukosa melalui proses glycogenolysis ketika
terdapat bagian tubuh lain yang membutuhkan. Walaupun jumlah karbohidrat yang
dapat tersimpan sebagai glikogen ini memilikiketerbatasan, namun kapasitas
penyimpanannya terutama kapasitas penyimpanan glikogen otot dapat ditingkatkan
dengan cara mengurangi konsumsi lemak dan memperbesar konsumsi bahan pangan
kaya akan karbarbohidrat seperti roti, kentang, jagung,singkong atau juga
pasta. Pengisian tubuh dengan karbohidrat pada masa persiapan ini biasanya
dikenal dengan istilah carbohydrate loading dan akan memberikan manfaat
terutama bagi atlet yang akan berkompetisi dalam cabang olahraga endurance atau
atlet yang akan melakukan latihan/ pertandingan dengan durasi lebih dari 90
menit.
C. Kecepatan Produksi Energi Dalam Olahraga
Salah satu faktor yang menjadi
penyebab utama penurunan kapasitas perfoma tubuh saat beraktivitas fisik
seperti berolahraga selain karena berkurangnya jumlah cairan dari dalam
tubuh juga disebabkan oleh berkurangnya jumlah simpanan glukosa (energi) tubuh.
Glukosa merupakan nutrisi
karbohidrat terpenting karena mempunyai fungsi utama sebagai
penyedia energi bagi berbagai aktivitas fisik tubuh. Berfungsi sebagai
‘bahan bakar’ utama dalam proses metabolisme energi, menjadikan
simpanannya di dalam aliran darah (blood glucose), otot dan hati
(glikogen) menjadi salah satu faktor penting yang menentukan performa
tubuh saat melakukan olahraga intensitas tinggi bertenaga, olahraga
ketahanan (endurance) ataupun juga olahraga kombinasi keduanya seperti
sepakbola, tenis, bola basket ataupun bulutangkis.
Mengkonsumsi air putih yang telah
ditambahkan karbohidrat glukosa terbukti dapat membantu meningkatkan performa
olahraga. Karena
merupakan karbohidrat dengan bentuk molekul yang paling sederhana, glukosa
mudah diserap dan dapat cepat menyediakan energi bagi sel-sel
tubuh.
Di dalam tubuh konsumsi
glukosa dapat menghasilkan laju produksi energi yang besar hingga 1 gram
per menit.3 Dan manfaat lebih akan didapatkan apabila glukosa ini
dipadukan karbohidrat jenis lain seperti sukrosa atau fruktosa, karena selain
akan membantu mempercepat proses penyerapan cairan ke dalam tubuh
kombinasi antara glukosa-sukrosa atau glukosa-fruktosa ini juga akan
menghasilkan laju produksi energi yang lebih besar di dalam tubuh hingga
mencapai 1.3 gram per menit.
D. Metabolisme Aerobik Dan Anaerobik
Proses produksi energi di dalam
tubuh dapat berjalan melalui dua proses metabolisme yaitu metabolisme aerobik
dan metabolisme anaerobik. Metabolisme energi pembakaran lemak dan
karbohidrat dengan kehadiran oksigen (O2) yang akan diperoleh melalui
proses pernafasan disebut dengan metabolisme aerobik.Sedangkan proses
metabolisme energi tanpa kehadiran oksigen (O2) disebut dengan metabolisme
anaerobik.
Metabolisme energi secara aerobik
dapat menyediakan energi bagi tubuh untuk jangka waktu yang panjang
sedangkan metabolisme energi anerobik mampu untuk menyediakan energi secara
cepat di dalam tubuh namun hanya untuk waktu yang tebatas yaitu sekitar
5-10 detik. Pada olahraga dengan intensitas rendah
tubuh secara dominan akan mengunakan metabolisme aerobic untuk menghasilkan
energi. Dan apabila terjadi peningkatan intensitas olahraga hingga
mencapai titik dimana metabolisme energi aerobik tidak lagi dapat
memenuhi kebutuhan energi sesuai dengan laju yang dibutuhkan, maka energi
secara anaerobik akan diperoleh dari simpanan creatine
phosphate (PCr) dan juga karbohidrat yang tersimpan sebagai glikogen di
dalam otot. Metabolisme energi secara aerobik disebutkan merupakan proses
yang ‘bersih’ karena tidak menghasilkan produk samping. Hal ini berbeda dengan
sistem anaerobik yang akan menghasilkan produk samping berupa asam laktat yang
akumulasinya akan membatasi efektivitas kontraksi otot yang juga
dapat menimbulkan rasa nyeri.
Olahraga seperti jalan kaki,
jogging, lari jarak menengah-jauh dan bersepeda merupakan olahraga yang
cenderung dilakukan dengan intensitas rendah-sedang pada waktu yang panjang
secara dominan akan mengunakan metabolisme aerobic untuk menghasikan energi.
Dan olahraga seperti sprint, angkat berat atau jenis olahraga lain yang
membutuhkan energi besar secara cepat merupakan
olahraga yang dominan mengunakan metabolisme energi anaerobik. Sedangkan untuk
olahraga beregu seperti sepakbola, bola basket, hoki yang
biasanya merupakan kombinasi antara komponen intensitas rendah-tinggi
yang juga diselingi dengan periode istirahat akan mengunakan kombinasi
metabolisme aerobik dan anaerobik untuk menghasilkan energi begitu pula
dengan olahraga individual seperti tenis, bulutangkis atau juga squash.
a. Glikolisis aerob.
Reaksi keseluruhan gliolisis aerob adalah:
Glukosa + 2 NAD+ + 2 Pi + 2 ADP ? 2 piruvat + 2 NADH +
4H+ + 2 ATP + 2 H2O
Bila sel mempunyai kapasitas
oksidasi yang tinggi, dalam hal ini tersedia sejumlah mitokondria, enzim-enzim
mitokondria dan oksigen. NADH akan ditransfer ke rantai transport electron
mitokondria dan piruvat akan dioksidasi lengkap menjadi CO2 via siklus asam
trikarboksilat (TCA).
Membran mitokondria impermiabel untuk NADH, karena itu transfer ekivalen tereduksi dari sitosol ke dalam mitokondria memerlukan mekanisme shuttle (ulang-alik), baik proses ulang-alik malat-aspartat maupun ulang-alik gliserol 3-fosfat. (lihat gambar 1.1)
Dalam oksidasi aerobic glukosa menjadi piruvat dan subsekuen oksidasi menjadi CO2, permolekul glukosa menghasilkan fosfat energi tinggi sebesar 38 ATP.
Membran mitokondria impermiabel untuk NADH, karena itu transfer ekivalen tereduksi dari sitosol ke dalam mitokondria memerlukan mekanisme shuttle (ulang-alik), baik proses ulang-alik malat-aspartat maupun ulang-alik gliserol 3-fosfat. (lihat gambar 1.1)
Dalam oksidasi aerobic glukosa menjadi piruvat dan subsekuen oksidasi menjadi CO2, permolekul glukosa menghasilkan fosfat energi tinggi sebesar 38 ATP.
b. Glikolisis Anaerob
Pada kondisi kapasitas oksidatif
oleh sel mitokondria terbatas atau karena ketidakadaan oksigen, NADH yang
dihasilkan glikolisis direoksidasi melalui perubahan piruvat menjadi laktat
oleh laktat dehidrogenase. Perubahan glukosa menjadi laktat tersebut disebut
glikolisis anaerob, yang maksudnya proses ini tidak memerlukan molekul oksigen.
Reaksi keseluruhannya:
Glukosa + 2 ADP + 2 Pi ? 2 laktat + 2 ATP + 4 H+ +2
H2O
Energi yang dihasilkan dari
glikolisis anaerobic hanya 2 molekul ATP permolekul glukosa, jauh lebih sedikit
jika dibandingkan dengan kondisi aerobik.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Selama berolahraga, secara
ideal energi harus dapat diperoleh oleh sel-sel otot dengan
laju yang sama dengan kebutuhannya. Proses produksi energi di dalam tubuh dapat
berjalan melalui dua proses metabolisme yaitu metabolisme aerobik dan
metabolisme anaerobik. Metabolisme energi pembakaran lemak dan
karbohidrat dengan kehadiran oksigen (O2) yang akan diperoleh melalui
proses pernafasan disebut dengan metabolisme aerobik.Sedangkan proses
metabolisme energi tanpa kehadiran oksigen (O2) disebut dengan metabolisme
anaerobik.
Di dalam tubuh, jaringan otot dan
hati merupakan dua kompartemen utama yang digunakan oleh tubuh untuk menyimpan
glikogen. Pada jaringan otot,glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 1%
dari total massa otot sedangkan di dalam hati glikogen akan memberikan
kontribusi sekitar 8-10% dari total massa hati. Walaupun memiliki persentase
yang lebih kecil namun secara total jaringan otot memiliki jumlah glikogen 2
kali lebih besar di bandingkan dengan glikogen hati. Sebagai sumber energi
simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh secara langsung akan
mempengaruhi kapasitas/ performa seorang atlet saat menjalani program latihan
ataupun juga saat pertandingan.
Labels:
Makalah
Interaksi Belajar Mengajar
I. Pendahuluan
a.
Latar
Belakang Masalah
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Methodos” yang berarti
cara berani atau cara berjalan yang di tempuh. Menurut Winarno Surakhmad,
metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu
tujuan ( 1976 : 74 ). Sedangkan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Nursid Suaatmadja, metode pembelajaran adalah suatu cara yang fungsinya
merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan ( 1984 : 95 ). Menurut S Hamid
Hasan, metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan
kesempatan seluas – luasnya kepada siswa dalam belajar ( 1992 : 4).
Dari dua pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa metode pengajaran itu
adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat belajar seluas –
luasnya dalam rangka mencapai tujuan pengajaran secara efektif. Didalam proses
belajar mengajara di perlukan suatu metode yang sesuaidengan situasi dan
kondisi yang ada. Metode pembelajaran seharusnya tepat guna yaitu mampu
memfunfsikan si anak didik untuk belajar sendiri sesuai dengan Student
Active Learning (SAL).
Labels:
Makalah
Tips Kesehatan
10 Tips Meningkatkan Energi Tubuh
Energi sangat penting terutama bagi seseorang yang memiliki aktivitas tinggi. Dan berikut adalah “10 Tips untuk Meningkatkan Energi pada Tubuh” kita yang dapat dilakukan di rumah:
1. Lakukan Energiser.
Ketuk-ketuklah ‘tapping’ bagian tubuh mulai dari atas kepal, pergelangan tangan bagian dalam, lutut luar dalam serta mata kaki luar dan dalam masing-masing 7-8kali ketukan sebanyak 3 siklus.
2. Jalan Kaki
Olah tubuh yang satu ini cukup murah meriah dan efektif. Jalan kaki 10 menit tidak hanya meningkatkan energi, namun juga menumbuhkan perasaan bahagia.Walau kadang keengganan muncul karena tubuh sudah capek.
Labels:
Artikel
Belajar Pembelajaran
Belajar Pembelajaran
Macam – macam metode pembelajaran
Metode – metode untuk mata pelajaran IPS cukup beraneka ragam. Keanekaragaman
meliputi klasifikasi maupun penamaan suatu metode bahkan juga tingkat daya guna
dan hasil guna suatu metode. Secara garis besar, metode pembelajaran IPS dapat
di klasifikasikan atas dua macam yaitu :
a. Metode Interaksi Edukatif didalam
kelas, meliputi
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu bentuk pengajaran dimana dosen atau guru
mengalihkan informasi kepada sekelompok besar atau siswa dengan cara yang
terutama bersifat verbal. ( Tjipto Utomo dan Ruitjer ; 1985:184 ). Ada tiga
unsure di dalam metode ceramah, yaitu :
§ Adanya sekelompok siswa yang akan menerima informasi.
§ Adanya guru yang memberian informasi secara lisan.
§ Adanya sejumlah informasi yang akan disampaikan ke kelompok siswa.
Labels:
Materi
Evaluasi Pembelajaran
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Pembelajaran
merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling
berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Setiap proses pembelajaran berlangsung, penting bagi seorang guru maupun
peserta didik untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan tersebut. Hal ini hanya
dapat diketahui jika guru melakukan evaluasi, baik evaluasi terhadap proses
maupun produk pembelajaran.
Labels:
Makalah
Subscribe to:
Posts (Atom)